Jumat, September 14, 2007

ADVENTURE & MILITARY TECHNOLOGY

Life is Adventure

Hidup adalah sebuah petualangan.
Believe me, its true. Menurut saya, petualangan berlaku untuk semua orang, termasuk mereka yang mengaku tidak menyukai petualangan. Masing-masing dari kita menjalani petualangan sendiri untuk hidup kita. Dengan kadar mobilitas dan pengalaman yang berbeda.
Kita bertualang dari satu umur ke umur berikutnya, dari satu pertemuan ke pertemuan yang lain, dari satu orang ke orang yang lain. Kita melewati time travel dengan cara kita masing-masing. Berpindah dari masa lalu yang memberi banyak pelajaran bagi kita, menuju masa depan yang tak pernah bisa gamblang.
Di edisi penuh petualangan ini, kami mempersembahkan bentuk petualangan yang paling familiar, petualangan secara fisik. Petualangan yang bagi penikmatnya menjadi pemenuhan kebutuhan jiwa. Di tengah makin kencangnya arus materialisme menerpa, kedamaian jiwa bisa diraih dengan bertualang. Keluar sejenak dari rutinitas yang membelenggu dan menghirup udara segar dunia. Tetapi petualangan jiwa juga bisa dinikmati tanpa perlu pergi kemana-mana, lewat sebuah benda bernama buku.
Ini adalah petualangan Andong yang ketiga. Menyiratkan warna yang berbeda lagi dari petualangan sebelumnya. Ini memang menjadi jiwa Andong untuk menjelajah di area yang terus memberikan sesuatu yang berbeda bagi pembacanya. Seperti juga galibnya petualangan, Andong pun membagikan pengalaman beragam.
We are always be the adventurers

Teknology MiliterUmum.
Upaya pertahanan negara tidak terlepas dari aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan teknologi tetap merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi pertahanan negara. Untuk mencapai kemajuan tersebut perlu adanya penguasaan teknologi sesuai tingkat perkembangan teknologi pertahanan yang pesat dan kompleks. Salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi adalah adanya tuntutan untuk selalu meningkatkan bargaining position di segala bidang dalam era globalisasi ini karena negara-negara yang tidak menguasai atau bahkan tidak menerapkan kemajuan teknologi, akan tertindas oleh negara lain yang lebih menguasai teknologi.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar dalam teknologi pertahanan maka diperlukan suatu penanganan yang serius terhadap kemajuan teknologi tersebut dan dihadapkan pada keberagaman teknologi yang telah berkembang maka tidak mungkin bagi Dephan menguasai seluruhnya. Untuk itu dirasa perlu adanya kebijaksanaan dengan cara merumuskan kemudian menentukan prioritas teknologi pertahanan yang harus dikaji atau dikembangkan.
Di lain pihak teknologi pertahanan yang mencakup kebutuhan TNI sesuai dengan matra darat, laut, dan udara, penentuan prioritas teknologi yang akan dikembangkan tidak dapat dilakukan secara langsung karena sangat tergantung oleh berbagai kondisi baik yang bersifat statis maupun dinamis. Dalam merumuskan teknologi pertahanan dipengaruhi oleh peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintah, kondisi geografis RI, lingstra, dan strategi pertahanan negara.
Dasar Pemikiran.
Perumusan dan prioritas teknologi pertahanan suatu negara sangat dipengaruhi oleh filosofi dan visi negara yang bersangkutan. Untuk melakukan hal tersebut maka diperlukan suatu pemikiran yang mendasari, utamanya adalah kondisi geografis Indonesia, kondisi peralatan pertahanan yang dimiliki, dan peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam UUD 1945, Tap MPR No. VI dan VII/MPR/2000, UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, serta adanya keinginan kemandirian dalam bidang pertahanan negara. Dari dasar pemikiran tersebut maka pada kondisi saat ini berpusat pada bagaimana keutuhan wilayah RI tetap terjaga, bagaimana TNI sebagai komponen utama yang terdiri dari matra darat, laut dan udara menentukan kebutuhan peralatan dihadapkan pada kondisi dan permasalahan yang ada. Kemudian dari kebutuhan peralatan tersebut dijabarkan rumusan teknologi yang menunjangnya.
Pengaruh lingkungan Strategis. Hal-hal yang mempengaruhi dalam merumuskan menentukan prioritas teknologi pertahanan adalah perkembangan lingkungan strategis baik internasional, lingkungan regional, maupun kondisi nasional, yang mana pesatnya perkembangan kemajuan teknologi pertahanan diikuti oleh perkembangan kemajuan Alpal pertahanan yang diproduksi. Sebagai contoh Amerika telah mengelompokkan teknologi pertahanannya sebagai berikut : Aeronautics systems technology, Armaments and Energetic Materials Technology, Chemical and Biological Systems Technology, Directed and Kinetic Energy Systems Technology, Electronics Technology, Ground Systems Technology, Guidance, Navigation, and Vehicle Control Technology, Information Systems Technology, Information Warfare Technology, Manufacturing and Fabrication Technology, Materials Technology, Marine System Technology, Nuclear Systems Technology, Power Systems Technology, Sensor and Lasers Technology, Signature Control Technology, Space Systems Technology, Weapons Effects and Countermeasures.
Negara-negara yang sangat unggul dalam memproduksi maupun penguasaan teknologi tersebut pada umumnya Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Perancis. Diikuti negara lainnya seperti Rusia, China, Jepang, Korea Selatan, namun tidak semuanya bisa menguasai teknologi tersebut. Untuk nuclear system technology disamping Amerika, Inggris, dan Perancis yang menguasai teknologi tersebut, ada beberapa negara lagi yang menguasainya diantaranya adalah negara India, Jepang, Afrika Selatan, Rusia, Korea Utara, Korea Selatan, China, Taiwan, canada, Israel, Iraq, Pakistan, Switzerland, dan Belanda.
Indonesia masih sangat besar ketergantungannya terhadap negara-negara yang telah mempunyai dan menguasai teknologi tersebut, hal ini sangat berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukan dalam merumuskan dan memprioritaskan teknologi pertahanan. Demikian juga kondisi dan kebutuhan pertahanan di negara kita terkait dengan bagaimana konsep strategi negara kita, dan hal-hal lain yang mendasarinya, tidak terlepas juga pengaruh lingkungan regional dan nasional seperti : Ancaman dari dalam dan luar negeri, terorisme, dan masalah perbatasan sangat mempengaruhi kebutuhan peralatan di bidang pertahanan yang perlu dirumuskan dan diprioritaskan.
Strategi Pertahanan Negara.
Konsepsi strategi pertahanan negara ditinjau dari kondisi-kondisi di Indonesia dan unsur penentu penyelenggaraan negara meliputi Kebijakan Strategi Pertahanan Negara, penanganan konflik internal, penyiapan sumda pertahanan, penggunaan kekuatan pertahanan dan operasi militer. Strategi tersebut dituntut untuk dapat mewujudkan satu persatuan pertahanan negara yang mampu merealisasikan keamanan nasional dengan tetap memperhatikan dan mencermati kemampuan nyata bangsa yang antara lain dtinjau dari kemampuan penguasaan teknologi dan kemampuan mewujudkan kebutuhan alat peralatan pertahanan. Guna mewujudkan hal tersebut, menuntut tersedianya kekuatan dan kemampuan seluruh komponen Pertahanan Nasional yang handal dan terpadu, dengan TNI sebagai komponen utama yang sepadan dengan besarnya tanggung jawab, serta harus didukung komponen kekuatan Pertahanan Negara lainnya, yaitu komponen cadangan dan komponen pendukung.
Perumusan Teknologi Pertahanan. Bertitik tolak dari filosofi dan visi negara, peraturan yang mendasari dan konsepsi pertahanan negara, serta permasalahan dan kondisi negara, maka teknologi pertahanan dapat dirumuskan berdasarkan kematraan yaitu matra darat, laut dan udara serta pendukung ketiga matra tersebut.
Teknologi Matra Darat.
Teknologi Matra Darat pada hakekatnya adalah teknologi yang digunakan untuk mendukung kemampuan TNI AD dalam melaksanakan tugas pokoknya. Strategi TNI AD dalam melaksanakan tugas pokoknya diupayakan mempunyai kemampuan mobilitas yang tinggi, dengan peralatan pertahanan utama yang dapat mendukung daya gerak, daya tembak dan Kodal.
Peralatan yang dibutuhkan TNI AD:
a. K3I (Komando, Kontrol, Komunikasi dan Informasi), dengan sistem komunikasi yang cepat dan dapat menyajikan informasi yang cepat dan tepat, komando dapat mengintegrasikan pengambilan keputusan dan kontrol yang tepat.
b. Kendaraan Taktis (Rantis). Dipergunakan untuk membantu tugas pengangkut personil/materiil diberbagai medan on-road dan off-road seperti medan berbukit, bersemak, berpasir dan berair.
c. Kendaraan Tempur (Ranpur). Dipergunakan sebagai kendaraan dalam pertempuran darat yang mobile, guna mendukung tugas pokok AD.
Teknologi yang dibutuhkan:
Mesin penggerak/pendorong
Teknologi logam/paduan logam
Teknologi karet
Teknologi otomotif Teknologi
Teknologi elektronika/komunikasi
Teknologi balistik.
Teknologi bahan peledak/munisi
Teknologi kimia
Teknologi Matra Laut.
Teknologi Matra Laut pada hakekatnya adalah teknologi yang diterapkan dalam peralatan yang digunakan oleh TNI AL. Pada dasarnya faktor yang sangat dibutuhkan untuk peralatan TNI AL adalah kecepatan, ketepatan dan daya tahan di laut. Kekuatan ini dijabarkan dalam Sistem Armada Terpadu (SSAT) yang terdiri dari kapal (atas air dan bawah air), pesawat terbang, Marinir dan pangkalan.
Peralatan yang Dibutuhkan TNI AL:
Peralatan yang dibutuhkan TNI AL yang didasarkan kepada SSAT meliputi :
KRI (Kapal Republik Indonesia).
Kapal Angkatan Laut (KAL).
Pesawat Udara (Pesud).Peralatan Marinir.
Pangkalan.
Sistem Pengamatan.
Teknologi yang Dibutuhkan.
Teknologi mesin penggerak/pendorong.
Teknologi Platform. Teknologi difokuskan kepada struktur badan kapal (platform) dengan radar cross section sekecil mungkin, ringan dan kuat.
Teknologi Senjata dan Sistem Kendali Senjata.
Teknologi Matra Udara.
Teknologi matra udara pada hakekatnya adalah teknologi untuk mendukung kemampuan TNI AU dalam melaksanakan tugas pokoknya.
Peralatan yang dibutuhkan TNI AU.
Pesawat Udara. meliputi : Pesawat Tempur, Pesawat Angkut, Pesawat Intai, Pesawat Latih, dan Helikopter.
Radar, meliputi : Early Warning, Ground Control Interception.
Pangkalan udara (Lanud).
Persenjataan, meliputi : Persenjataan udara-udara (Rudal dan Cannon), Persenjataan darat-udara (PSU dan Rudal), Persenjataan udara-darat (Rudal, Roket, Bom, Cannon/ senjata).
Sistem K3I, dengan peralatan : Stasiun Bumi Mini (SBM), Internet/intranet.
Teknologi yang dibutuhkan.
1. Teknologi Penerbangan.
2. Teknologi Power Plant.
Teknologi Elektronika.
Teknologi Persenjataan.
Teknologi Kimia/Fisika.
Teknologi Material.
Teknologi Logistik.
Teknologi Pendukung.
1. Pada hakekatnya kemampuan dukungan yang diberikan ada-lah menjamin kelangsungan kesiapan dan kesiagaan segenap kekuatan pertahanan, dalam hal ini personil, materiel dan fasilitas.
2. Peralatan yang dibutuhkan.
a) Perbekalan yang terdiri dari (Ransum; Kaporsatlap berupa perlengkapan perorangan, satuan, lapangan dan khusus; BMP berupa Bahan Bakar, pelumas, dan lain-lain.
b) Suku cadang untuk pemeliharaan dan perbaikan alat peralatan pertahanan.
c) Alat perlengkapan khusus (Alkapsus), seperti : Perahu karet, Payung udara orang/barang, Teropong medan/teropong bidik, Rompi anti peluru, Helm, Kompas, dll.
3. Teknologi yang dibutuhkan. :
a) Teknologi Pangan dan Gizi.
b) Teknologi Tekstil.
c) Teknologi Farmasi.
d) Teknologi Kulit.
e) Teknologi Bahan.
f) Teknologi Manufaktur.
Prioritas Teknologi Pertahanan Negara.
Prioritas teknologi pertahanan yang akan dikembangkan secara keseluruhan adalah teknologi yang dapat mewujudkan tugas pokok TNI dalam pertahanan negara. Dengan keterbatasan dana dan permasalahan yang ada, maka prioritas teknologi pertahanan yang akan dikembangkan 1 s/d 10 tahun mendatang adalah :
Teknologi Matra Darat.
Teknologi senjata perorangan yang dilengkapi dengan alat bidik sasaran malam (Infra red).
Teknologi senjata kelompok dengan daya gempur tinggi.
Teknologi senjata roket.
Teknologi senjata lawan tank.
Teknologi senjata meriam.
Teknologi senjata rudal rapier.
Teknologi tank.
Teknologi panser.
Teknologi Rantis.
Teknologi Helikopter Pe-nyerbu.
Teknologi Komunikasi untuk satuan tempur (Ruset hingga Yon set).
Teknologi Munisi kaliber kecil dan besar.
Teknologi Matra Laut.
Teknologi deteksi, komunikasi dan navigasi kapal perang dalam pernika.
Teknologi Harkan kapal angkut tank.
Teknologi Helikopter anti kapal selam.
Teknologi Harkan Ranpur.
Teknologi Kapal perang.
Teknologi Rudal excocet.
Teknologi Matra Udara.
Teknologi Pesawat Tempur, Angkut, Pesawat Intai, Helikopter, Pesawat Latih.
Teknologi Radar, Komunikasi dan Informasi.
Teknologi Persenjataan.
Teknologi Pendukung.
Teknologi baju anti infra red.
Teknologi GPS.
Teknologi Teropong malam.
Teknologi Alkes lapangan.
Teknologi perbekalan.
Teknologi pemetaan.
Teknologi Bahan.
Penutup.
Teknologi pertahanan dapat dirumuskan berdasarkan kematraan yaitu matra darat, laut dan udara serta pendukung ketiga matra tersebut, yang secara garis besarnya terdiri dari teknologi mesin penggerak/pendorong, teknologi platform, teknologi sista, dan teknologi K3I. Dengan keterbatasan dana dan permasalahan yang ada, maka prioritas teknologi pertahanan yang akan dikembangkan 1 s/d 10 tahun mendatang adalah teknologi Rantis dan Ranmin, teknologi logam paduan/komposit, teknologi senjata ringan dan berat, teknologi munisi dan bahan peledak, teknologi sistem kendali dan teknologi sistem informasi.
Saran.
Untuk mengaplikasikan konsep perumusan dan prioritas teknologi pertahanan ini, perlu ada tindak lanjut dari apa yang telah dirumuskan di atas, dengan melibatkan lintas departemen, sehingga pada akhirnya dapat digunakan untuk kepentingan nasional dan dapat digunakan oleh pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan di bidang pertahanan negara.